- LAPORAN AUDIT MUTU INTERNAL (AMI)
- PELAKSANAAN STASE MANAJEMEN PELAYANAN KEBIDANAN PROFESIONAL (MPKP)
- PRAKTIK KLINIK KEBIDANAN
- Buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak)
- Juara 1 Lomba Poster Dopamin- IKAMABI 2022
- MIOMETRIUM 2021
- KULIAH TAMU 2021
- KARYA LOMBA FACTSHEET GSM EXI IV
- KARYA LOMBA POSTER GSM EXI IV
- WEBINAR EDUKASI MASYARAKAT 2021
GIZI BURUK PADA BALITA
GIZI BURUK PADA BALITA
Balita adalah anak yang telah menginjak usia diatas satu tahun. Berdasarkan Riskesdes 2013 terlihat prevelensi gizi buruk dan gizi kurang meningkat dari tahun 2007 ke tahun 2013. Prevelensi sangat pendek turun 0.8% dari tahun 2007, tetapi prevelensi pendek naik 1.2% ke tahun 2013.seharusnya kasus ini dapat diatasi mulai dari bayi, Rekomendasi WHO untuk pemberian Gizi pada Bayi yaitu IMD (30 menit) setelah bayi lahir, ASI Eksklusif usia 6 bulan, MP-ASI usia 6 – 9 bulan.
Zat-zat gizi yang sangat dibutuhkan oleh tubuh: protein, kalsium, vitamin D, vitamin A dan K, Fe (zat besi). Peran Protein bagi si kecil dalam masa pertumbuhan sangatlah penting. Jika asupan protein kurang diberikan kepada si kecil, maka balita beresiko mengalami kondisi Kurang Energi Protein (KEP), Para ahli mengelompokan KEP kedalam tiga tipe utama:
- Marasmus
Kekurangan gizi yang ditemui pada anak usia 0-2 tahun yang tidak mendapatkan cakupan air susu ibu (ASI). Salah satu penyebabnya karena masukan makanan yang sangat kurang. Ini ditandai dengan berat badan yang sangat rendah, ukuran kepala tidak sebanding dengan ukuran tubuh, tampak lebih tua (old man face), bentuk perut cekung sering disertai diare kronik atau malah susah buang air kecil.
- Kwashiorkor
Kondisi ini ditemukan pada anak usia 1-3 tahun yang kurang mendapatkan asupan protein. ditandai dengan pembengkakan (edema) pada seluruh tubuh hingga tampak gemuk, wajah anak membulat dan sembab (moon face), otot mengecil dan menyebabakn lengan atas kurus sehingga ukuran LILA nya kurang dari 14 cm.
- Kwasirkor Marasmus
Kekurangan protein kronis pada anak-anak yang sering disebabkan beberapa hal, antara lain anak tidak cukup makanan bergizi (terutama tidak mengandung cukup energi dan protein), anak tidak mendapat asupan gizi yang memadai dan mungkin infeksi penyakit kondisi ini sering dikenal dengan istilah busung lapar.
Perlu diperhatikan Prinsip Gizi menurut Global Strategy for Infant and Young Child Feeding, WHO/UNICEF merekomendasikan empat hal penting yang harus dilakukan yaitu;
- Memberikan air susu ibu kepada bayi segera dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir,
- Memberikan hanya air susu ibu (ASI) saja atau pemberian ASI secara eksklusif sejak lahir sampai bayi berusia 6 bulan
- Memberikan makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) sejak bayi berusia 6 bulan sampai 24 bulan
- Meneruskan pemberian ASI sampai anak berusia 24 bulan atau lebih (WHO, 2003)
- Dianjurkan untuk memberi 100-110 Kkal energi tiap kgBB/ hari. Oleh karena itu, susu bayi mengandung kurang lebih 67 Kkal tiap 100 cc. Maka bayi diberikan 150-160 cc susu tiap kg BB.
Makanan yang perlu diberikan pada bayi usia 6 bulan: ASI tetap diberikan. Berikan makanan lembut (lumat) 2x sehari, berikan asi terlebih dahulu baru makanan pendamping
Makanan bayi usia 6-12 bulan, mulai diberikan makanan yang lebih padat dalam bentuk lembek, usia 8 bulan diberikan tim cincang, usia 9 bulan mulai diperkenalkan makanan selingan, 10 bulan perkenalkan makanan yang
Referensi
Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. 2015. Situasi Kesehatan Anak Balita di Indonesia.