Karya Lomba Essay GSM-EXI III

By Admin prodi 01 Okt 2020, 11:42:50 WIB Artikel Ilmiah
Karya Lomba Essay GSM-EXI III

Keterangan Gambar : APLIKASI OO-DANSAKU


APLIKASI OO-DANSAKU

(OJEK ONLINE BIDAN DESAKU) SEBAGAI UPAYA

MENINGKATKAN KUNJUNGAN PELAYANAN

KESEHATAN IBU DAN ANAK DALAM

MENYUKSESKAN NEW NORMAL LIFE WITH COVID-19

 

Dwi Wulan Isro’tullaila*, Ami Aulia Rahma Putri

Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang, Indonesia

Email: dwiwulanisrotullaila23@gmail.com

 

Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) merupakan strain virus baru dalam keluarga Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan Middle East Respiratory Syndrome (MERS) yang pernah mewabah di dunia. Virus penyebab Covid-19 ini dinamakan Sars-CoV-2 yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya. Virus tersebut berasal dari kota Wuhan, Cina dengan kasus teridentifikasi pneumonia yang tidak diketahui etiologinya. World Health Organization (WHO) menetapkan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia/Public Health Emergency of International Concern (KKMMD/PHEIC) karena penambahan jumlah kasus Covid-19 yang tidak terkendali setiap harinya. Sampai dengan tanggal 19 Juli 2020 dilaporkan total kasus konfirmasi Covid-19 di Indonesia sebanyak 86.521 kasus dengan 4.143 kematian di 34 Provinsi. Berdasarkan bukti ilmiah, Covid-19 dapat menular dari manusia ke manusia melalui percikan batuk atau bersin (droplet).1

Perhatian klinis yang luar biasa terhadap Covid-19 mengakibatkan pelayanan esensial atau program prioritas seperti pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) menjadi terhambat. Program tersebut harus tetap berjalan secara optimal, karena berpengaruh terhadap morbiditas dan mortalitas ibu serta bayi di kemudian hari. Pada situasi normal, kematian ibu dan bayi masih menjadi tantangan besar di Indonesia. Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017 menunjukkan Angka Kematian Ibu (AKI) tercatat 171 per 100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) tercatat 24 per 1.000 kelahiran hidup. Hal ini menunjukkan bahwa masih belum tercapainya target Sustainable Development Goals (SDG’s) tahun 2030 yaitu sasaran AKI sebesar 70 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB sebesar 12 per 1000 kelahiran hidup.2

Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dilakukan dalam rangka percepatan penanganan Covid-19 dengan menghentikan seluruh aktivitas masyarakat, namun di sisi lain penerapan PSBB ini mengakibatkan berkurangnya akses masyarakat terhadap pelayanan KIA. Himbauan untuk menunda kunjungan ke fasilitas kesehatan apabila tidak dalam kondisi gawat darurat membuat ibu hamil, ibu balita dan akseptor KB mengurangi atau bahkan tidak melakukan kunjungan sama sekali karena dikawatirkan akan terpapar oleh virus Covid-19. Padahal idealnya kehamilan harus mendapatkan pemantauan tenaga kesehatan secara rutin, bayi-bayi mendapatkan imunisasi tepat waktu, balita mendapatkan pemantauan tumbuh kembang secara periodik, serta para akseptor KB mendapatkan suntikan ulang tepat waktu.

Kekhawatiran para ibu ini tidak hanya saat berada pada fasilitas kesehatan, namun juga saat perjalanan menuju fasilitas kesehatan untuk mendapatkan pelayanan. Terdapat kekhawatiran tertular Covid-19 bila mereka menggunakan transportasi publik untuk menuju fasilitas kesehatan, sedangkan di lain pihak mereka tidak memiliki kendaraan pribadi, sehingga akhirnya mereka memutuskan untuk tidak pergi ke fasilitas kesehatan. Hal ini mengakibatkan penurunan angka kunjungan KIA disebagian daerah. Menurut data Unit Penanggulangan Bencana Daerah (UPBD) pengurus pusat Ikatan Bidan Indonesia (IBI) pada bulan Januari hingga April 2020, menunjukkan bahwa terjadi penurunan kunjungan KIA yaitu K1 sebesar 22,8%, K4 sebesar 11,1%, imunisasi sebesar 19,9%, KB IUD sebesar 35,4%, KB implan sebesar 35,9%, KB suntik sebesar 10,4%, serta KB pil sebesar 10,6%.3 Hal ini dikhawatirkan saat pandemi berakhir terjadi ledakan kasus seperti tingginya komplikasi pada ibu hamil, angka kematian ibu meningkat, kehamilan meningkat, kehamilan yang tidak diinginkan, baby boom, stunting, wabah/KLB akibat imunisasi yang tidak lengkap hingga angka kematian bayi meningkat.

PSBB tidak mungkin terus diterapkan hingga vaksin Covid-19 ditemukan, sebab roda ekonomi dan pelayanan kepada masyarakat harus tetap berjalan. WHO menyatakan bahwa virus Covid-19 ini tidak akan pernah hilang dan akan ada dalam waktu yang lama, sehingga menuntut kita untuk menerapkan kebiasaan hidup baru berdampingan dengan virus Covid-19. Pemerintah akhirnya memperkenalkan penerapan tatanan hidup baru yang disebut dengan “New Normal”. Fasilitas pelayanan kesehatan tentunya harus beradaptasi dengan kebijakan tersebut dalam memberikan pelayanan sehari-hari untuk mencegah penularan Covid-19 baik kepada petugas, pasien, dan keluarga. Pada era new normal ini pelayanan kesehatan masyarakat dituntut untuk dapat memaksimalkan penggunaan sistem daring untuk mengelola akses data supaya proses pelayanan lebih cepat, mudah serta akurat dengan menggunakan pelayanan kesehatan berbasis teknologi informasi yaitu aplikasi mobile. Sehingga interaksi langsung antara petugas dan klien dapat diminimalisir karena virus ini dapat menyerang siapa saja tanpa terkecuali melalui airborne.

Aplikasi mobile merupakan salah satu teknologi yang dapat diakses oleh seluruh masyarakat dengan hanya menggunakan smartphone dan koneksi internet. Lembaga riset digital marketing eMarketer tahun 2018 menunjukkan bahwa pengguna aktif android sebesar 66,4% dari total penduduk Indonesia.4 Oleh karena itu, diperlukan sebuah inovasi berbasis aplikasi mobile untuk memudahkan masyarakat tetap mendapatkan pelayanan kesehatan di saat pandemi ini.

Aplikasi Ojek Online Bidan Desaku (Oo-DansaKu) merupakan solusi inovatif yang kami tawarkan untuk memastikan bahwa ibu dan balita tetap mendapatkan akses pelayanan kesehatan meskipun berada dalam situasi pandemi. Aplikasi android ini mempunyai sasaran pengguna yaitu ibu hamil, ibu nifas, ibu bayi atau balita dan akseptor KB yang harus mendapatkan pelayanan kesehatan secara rutin. Oo-DansaKu memungkinkan sasaran pelayanan KIA untuk tetap memperoleh pelayanan kesehatan selama pandemi dengan cara yang aman.

Aplikasi Oo-DansaKu memiliki dua fitur utama yaitu kami datang dan kami antar. Pada fitur kami datang berarti klien menginginkan bidan melakukan kunjungan ke rumah klien untuk memberikan pelayanan kesehatan dengan di antar oleh ojek daring, sedangkan pada fitur kami antar berarti klien ingin dijemput oleh pengemudi ojek daring untuk di antar menuju fasilitas kesehatan. Aplikasi ini juga dilengkapi fitur membagikan alamat klien ke dalam Google Maps, sehingga memudahkan bidan atau pengemudi ojek daring untuk menemukan alamat rumah klien. Pengguna aplikasi ini juga diminta untuk mengisi data status kesehatan sesuai pelayanan yang diinginkan sebelum melakukan pemesanan.

Kelebihan Aplikasi Oo-DansaKu antara lain:

  1. Bidan dan pengemudi ojek daring wajib terkonfirmasi sehat oleh Puskesmas setempat, salah satunya melalui hasil rapid test Covid-19. Dengan demikian, risiko penularan Covid-19 dari petugas kepada klien dapat dikurangi. Aplikasi ini akan menunjukkan hasil rapid test pengemudi atau bidan yang hendak memberikan pelayanan sebelum pengguna memberian persetujuan terhadap petugas yang tersedia.
  2. Bidan maupun pengemudi ojek daring telah memenuhi standar klinis serta terlatih untuk menerapkan protokol kesehatan dengan menggunakan APD level 1 untuk ojek daring dan APD level 1 untuk bidan saat melakukan kunjungan rumah serta APD level 2 saat memberikan pelayanan di fasilitas kesehatan.5 Pengguna diwajibkan menggunakan helm pribadi untuk meminimalisir risiko penularan Covid-19.
  3. Jasa ojek daring dalam aplikasi ini adalah gratis. Insentif untuk pengemudi ojek daring dapat dianggarkan dari dana desa, sehingga perlu dilakukan advokasi dari Puskesmas kepada para pimpinan desa setempat. Kendaraan yang digunakan juga dapat dibantu pengadaannya oleh pihak Desa. Dengan demikian, semua pihak yaitu masyarakat dan penyedia jasa pelayanan kesehatan akan memiliki rasa tanggung jawab untuk mengambil peran masing-masing dalam upaya peningkatan kesehatan ibu dan anak.
  4. Ibu akan mendapat pesan kesehatan yang berbeda setiap kali membuka aplikasi Oo-DansaKu ini.
  5. Membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat yang kehilangan penghasilan akibat pandemi COVID-19.

Deskripsi tersebut di atas memberikan gambaran bahwa Aplikasi Oo-DansaKu ini sangat sesuai dengan kebutuhan para pengguna jasa pelayanan kebidanan pada situasi pandemi. Aplikasi ini juga akan dapat membantu memenuhi cakupan target kunjungan KIA dengan tetap menjaga protokol kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA

                                                                                            

1.    KEMENKES RI. Pedoman Kesiapsiagaan Menghadapi Coronavirus Disease (COVID-19). Direkorat Jenderal Pencegah dan Pengendali Penyakit. Published online 2020:1-88.

2.    KEMENKES RI. Profil Kesehatan Indonesia 2018 [Indonesia Health Profile 2018].; 2019. http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-indonesia/Data-dan-Informasi_Profil-Kesehatan-Indonesia-2018.pdf

3.    IBI. Situasi Pelayanan Kebidanan pada Masa Pandemi COVID-19. Published online 2020:1-32.

4.    Wahyurianto F, Arwani I, Soebroto AA. Pembangunan Aplikasi Informasi Kesehatan Masyarakat Kota Malang Berbasis Mobile Native Android. J Pengemb Teknol Inf dan Ilmu Komput Univ Brawijaya. 2019;3(1):416-425.

5.    KEMENKES RI. Pedoman Bagi Ibu Hamil, Ibu Nifas, dan Bayi Baru Lahir Di Era Pandemi Covid-19. Published online 2020:9-12.

 

 

 

 




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Write a comment

Ada 1 Komentar untuk Berita Ini

View all comments

Write a comment