- LAPORAN AUDIT MUTU INTERNAL (AMI)
- PELAKSANAAN STASE MANAJEMEN PELAYANAN KEBIDANAN PROFESIONAL (MPKP)
- PRAKTIK KLINIK KEBIDANAN
- Buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak)
- Juara 1 Lomba Poster Dopamin- IKAMABI 2022
- MIOMETRIUM 2021
- KULIAH TAMU 2021
- KARYA LOMBA FACTSHEET GSM EXI IV
- KARYA LOMBA POSTER GSM EXI IV
- WEBINAR EDUKASI MASYARAKAT 2021
BIDAN MILENIAL
BERDAYA DAN MEMBERDAYAKAN DI TENGAH EGA GLOBALISASI
BIDAN MILENIAL : BERDAYA DAN MEMBERDAYAKAN DI TENGAH EGA GLOBALISASI
Keterlibatan perempuan dalam sebuah pembangunan merupakan hal yang mendasar karena pada hakikatnya perempuan adalah insan yang memiliki hak, kewajiban, dan kesempatan yang sama dengan kaum laki-laki. Pentingnya keberadaan perempuan dibuktikan dengan adanya kondisi bahwa kesehatannya dijadikan sebagai tolok ukur kualitas kesehatan sebuah negara, hal ini yang sering kita kenal dengan istilah KIA yaitu Kesehatan Ibu dan Anak.
Pemberdayaan perempuan di Indonesia yang dikerahkan oleh bidan sesuai dengan tujuan MDG’s kelima yaitu mengenai penurunan AKI dan peningkatan derajat kesehatan Ibu. Penurunan AKI tentu saja memerlukan strategi yang ditujukan kepada seluruh elemen keluarga dan masyarakat yang secara langsung dan tidak langsung berpengaruh pada kesehatan dan kesejahteraan ibu. Strategi tersebut berupa pendekatan yang terintegrasi dalam hal peningkatan akses pendidikan bagi perempuan, pengembangan sumber daya perempuan, memudahkan perempuan untuk mengakses sarana dan prasarana kesehatan, peningkatan keterlibatan perempuan di dunia kerja.
Seorang bidan yang berperan dalam memberdayakan perempuan tentu saja harus memberdayakan dirinya sendiri terlebih dahulu. Seorang bidan milenial yang tentu saja tetap berpegang teguh pada kode etik profesi bidan, pada era globalisasi ini dituntut untuk memiliki suatu kelebihan terkait dengan kemampuannya untuk berinovasi dalam rangka meningkatkan kesehatan ibu dan anak. Upaya berdaya dan inklusif tersebut tentu telah banyak sekali, yang pada intinya kemampuan di bidang kebidanan harus didukung dengan keahlian lainnya dapat di bidang sosial, ekonomi, teknologi, dan lain sebagainya. Bahkan pada masa ini telah banyak sekali pelatihan yang dapat meningkatkan kredibelitas seorang bidan seperti menjadi praktisi hypnobirthing, antenatal yoga, baby spa, dan masih banyak lagi contoh lainnya. Dalam hal ini bidan sebagai tenaga kesehatan yang berada di garda paling depan diyakini dapat bersinergi bersama perempuan untuk berdaya dan memberdayakan perempuan demi meningkatnya kesehatan dan kesejahteraan ibu dan anak.
Referensi :
Astuti et al. 2017. Pemberdayaan Perempuan Untuk Meningkatkan Kesehatan Ibu Hamil di Desa Cipacing Kecamatan Jatinagor Kabupaten Sumedang. Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 1, No. 5
Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia. 2017. Mencapai Kesetaraan Gender dan Berdayakan Kaum Perempuan. Jakarta : Kemenpppa